Kamis, 31 Januari 2013

Romantisme Istanbul dalam mimpi

Ketika mendengar kata "Istanbul" yang terlintas adalah romantisme dan sejarah. Keindahan kota ini seakan-akan hadir menyeruak di dalam hati dan pikiran. Hari ini aku pergi ke perpustakaan Utama di kampusku. Kemudian aku putuskan untuk membaca ensiklopedi. dan aku pun menemukan sebuah ensiklopedi tentang sejarah Ottoman Empire. Ensiklopedi ini hanya bercerita tentang ketangguhan tentara Ottoman yang terkenal seantero jagad Raya. Tapi aku tak merasa puas membacanya. Ottoman Empire itu lebih dari sebuah cerita ketangguhan prajuritnya. Aku putuskan untuk mencari buku lainnya. Al hasil aku menemukan sebuah buku tentang sejarah Ottoman dalam sebuah buku sejarah Islam. Sama halnya dengan buku sebelumnya, buku ini pun hanya bercerita tentang rentetan kejadian dari masa ke masa pemerintahan, cerita tentang gaya hidup Sultan beserta istrinya. Aku pun tak puas. dalam hati ini aku meyakini ada sebuah cerita yang lebih bermakna dari itu semua. aku putuskan untu pulang saja.
Namun tanpa diduga seorang teman Ku datang, dia pun melihat saya sedang membawa buku tentang Ottoman Empire atau Turki Usmani. Kebetulan Teman ku ini pernah singgah di kota Istanbul. Menceritakan banyak hal..sehingga aku pun tertarik dengan ceritanya. Namun waktu yang memisahkan kami, dia harus  segera kembali ke kelasnya karena ada perkuliahan.  Yah..padahal aku masih ingin mendengarkan ceritanya. ya sudahlah tidak apa, mungkin lain waktu.
Saking tertariknya aku mulai membuka laptop-ku dan tersambung dengan Wi-Fi kampus. kemudian aku mulai search Istanbul. Laman pertama yang aku buka adalah http://id.wikipedia.org/wiki/Istanbul. di web ini aku mulai membaca informasi tentang istanbul, kota sejarah dunia, bisa diibaratkan kota ini sebagai Museum Dunia. lenih lanjut informasi dari web ini sebagai berikut
Istanbul atau Istambul (bahasa Turki: İstanbul) adalah kota terbesar di Turki. Hingga 1930 kota ini lebih umum dikenal melalui nama Yunaninya Konstantinopel oleh orang-orang Barat; beberapa orang memanggilnya Stambul, khususnya pada abad ke-19. Lebih jauh ke masa lalu kota ini juga pernah dikenal sebagai Bizantium atau Byzantion.
Dengan populasi sebesar 11 hingga 15 juta, Istanbul adalah kota yang terpadat penduduknya di Turki dan merupakan salah satu kota terbesar di Eropa.
Kota ini juga merupakan ibu kota administratif Provinsi Istanbul.
Didirikan kira-kira pada abad ke-7 SM.Pada tahun 330, kota itu dijadikan sebagai ibu kota Romawi oleh Konstantin di tempat koloni Yunani kuno bernama Bizantium, dan dinamakan Konstantinopel untuk menghormatinya, kota ini menjadi ibu kota timur kekaisaran Romawi dan kemudian menjadi ibu kota kekaisaran Romawi Timur pada tahun 395.Pada tahun 1453, Konstantinopel berhasil direbut oleh Kesultanan Ottoman dibawah pimpinan Sultan Muhammad II. Atas keberhasilannya, ia dijuluki "al-Fatih" (Sang Penakluk). Kemudian nama Konstantinopel diganti menjadi Istanbul yang berarti kota Islam. Setelah jatuhnya Konstantinopel pada 1453 kota ini menjadi bagian dan kemudian ibu kota Kekaisaran Ottoman. Sebelum perebutan tersebut, bangsa Turki memanggilnya dengan nama İstanbul, tetapi secara resmi menggunakan nama Qustantaniyyeh (قسطنطنيه), yang berarti "Kota Konstantin" dalam bahasa Arab. Hanya pada 28 Maret 1930 kota ini dinamakan kembali sebagai Istanbul.
Hmmm....setelah itu aku pun melihat-lihat images dari internet. Tapi entah kenapa seakan akan aku tersedot kedalam gambar tersebut.
Dalam keadaan setengah sadar aku sedang berada di sebuah jembatan yang bernama Galata Bidge dengan latar Menara Galata.

Menara Galata (Galata Kulesi dalam Bahasa Turki) adalah sebuah menara batu abad pertengahan di distrik Galata Istanbul, Turki. Menara ini terletak dibagian utara Tanduk Emas. Menara Galata juga merupakan Salah satu landmark kota yang paling mencolok, tinggi kerucut silinder tertutup yang mendominasi langit dan affords vista panorama kota Istanbul Lama dan sekitarnya. Tinggi menara ini adalah 66 meter dengan diameter 16 meter.
Pada mulanya Menara ini didirikan untuk menara pengawas pertahanan kota, tetapi tahun 1717 Ottoman mulai menggunakan menara untuk melihat sumber kebakaran di kota. Pada 1794, pada masa pemerintahan Sultan Selim III, atap menara terbuat dari timah dan kayu, dan tangga rusak parah akibat kebakaran. Api lain merusak bangunan itu pada tahun 1831, atas mana sebuah karya pemulihan baru terjadi. Pada tahun 1875, saat badai, atap berbentuk kerucut di bagian atas bangunan itu hancur. Menara ini tetap tanpa atap kerucut ini untuk sisa dari periode Ottoman.
Rasanya luar biasa sekali bisa berada disini, aku pun saat itu menyempatkan diri mengambil gambarnya.

1 komentar: